Usulan Topik Deep Talk Bersama Pasangan (Belum Menikah)
![]() |
Photo by Mikhail Nilov |
Satu hal yang perlu ditekankan
untuk PASANGAN YANG BELUM MENIKAH adalah
pastikan orang yang akan membersamaimu adalah orang yang IDEOLOGI-nya tidak
jauh dari IDEOLOGI-mu dan cita-citamu. Ya. I.D.E.O.L.O.G.I.
Baik itu IDEOLOGI dalam beragama,
mengatur keuangan, berinteraksi sosial, berkeluarga, cinta, parenting, jalan pikirannya, semuanya. Dan
deep talk merupakan salah satu cara
yang efektif untuk mengenal IDEOLOGI calon pasanganmu.
Berpasangan dengan orang yang
IDEOLOGInya jauh berbeda dengan kamu hanya akan membuat terlalu sibuk dengan
konflik internal, tekanan batin, dan bisa-bisa frustasi. Ketika dipaksakan,
kalian rentan memiliki banyak PR internal yang seharusnya tidak perlu kalau
kamu berumah tangga dengan orang yang IDEOLOGINYA hampir mirip dan mendukung
cita-citamu.
Selama belum lamaran dan menikah,
tidak ada kata terlambat. Selama itu kamu dapat menyelamatkan dirimu dari
pernikahan yang salah.
Jadi, deep talk bukan hanya buat sekedar keren-kerenan, tampak berkualitas,
dan romantis-romantisan. Apalagi untuk dipamerkan dan dibanggakan ke
teman-temanmu. Bukan. Saat deep talk
utamakan tujuanmu dan jangan lupa mengaktifkan pemikiran-pemikiran logis agar
kamu dapat melihat dia secara obyektif.
Meskipun yah, kalau sudah
terlanjur cinta, objektif itu seakan menjadi utopis. Tapi setidaknya,
berusahalah untuk mengaktifkan semua sensor untuk mengenali red flag yang ada pada dirinya.
Bagi PASANGAN YANG BELUM MENIKAH
namun serius akan menikah, ada beberapa topik yang bisa jadi pembahasan deep talk kalian:
1. Latar Belakang Masing-masing
a. Profil diri.
b. Keluarga.
c. Pendidikan pribadi dan keluarga.
d. Riwayat penyakit pribadi dan keluarga.
Saya ada sahabat yang salah satu orang
tuanya mengalami masalah dengan kejiwaan. Saat berproses dengan calon istrinya,
calon istrinya meminta sahabat saya untuk melakukan konsultasi dan tes dengan
psikolog (kerabat dari calon istri).
Saya yakin, calon istrinya sudah ada ketertarikan, karena dia juga menghubungi
saya untuk menanyakan kondisi sahabat saya. Tapi dia (calon istri) ingin
memastikan bahwa tidak resiko turun ke anak-anak mereka.Tes dilakukan tanpa ada
baper-baperan dan drama. Singkat cerita, hasil tes menyatakan oke untuk lanjut.
2. Impian dalam Berumah Tangga
a. Apa tujuanmu
menikah?
b. Apa yang kamu
harapkan dengan menikah?
c. Apa yang kamu harapkan
dari aku jika kita menikah?
d. Apa kamu punya
pengalaman buruk seputar pernikahan dan rumah tangga? Boleh aku tahu?
e. Pernikahan dan
rumah tangga seperti apa yang kamu
hindari?
f. Setelah menikah,
mau tinggal di mana dan dengan siapa? (Kalau kamu menginginkan tinggal
bersama dengan orang tua atau keluargamu,sampaikan di depan dan tanyakan
bagaimana pendapatnya. Agar tidak ada yang merasa tertipu. Sampaikan juga
rencana jangka panjangmu terkait tempat tinggal)
g. Setelah menikah,
siapa yang akan menjadi acuan kita dalam menegakkan nilai-nilai?
h. Nilai-nilai seperti
apa yang ingin kamu bangun setelah berumah tangga?
i. Apa cita-citamu di
masa depan?
j. Ke depan mau
berkarir sebagai apa? (Kalau wanita, tanyakan mau jadi wanita karir
sekaligus ibu rumah tangga atau full
ibu rumah tangga)
k. Bagaimana kamu
memaknai keluarga bahagia? Yang seperti apa keluarga bahagia itu?
l. Sampaikan impian
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjangmu. Jelaskan juga apa yang
sedang kamu perjuangkan.
3. Parenting
a. Bagaimana kamu
memaknai anak?
b. Apa pendapatmu
mengenai childfree? (Ini penting untuk memastikan kalian sudah sepaham
terkait keturunan).
c. Apa hal yang ingin
kamu ubah dari parenting yang pernah kamu terima dari keluargamu?
d. Apa saja yang sudah
kamu pelajari mengenai parenting?
e. Kamu ingin anak
dibesarkan dengan nilai yang seperti apa?
f. Bagaimana
pendapatmu melibatkan anak dalam membantu pekerjaan rumah dan pekerjaan
profesional orang tua?
g. Apa pendapatmu
mengenai orang yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai keturunan?
h. Dalam mendidik
anak, bagi peran seperti apa yang kamu inginkan? Mengapa?
4. Identitas Pribadi dan Privasi
a. Pernah punya trauma
masa lalu? Bagaimana ceritanya?
b. Apa saja yang bisa
membuat sedih?
c. Apa saja yang bisa
membuatmu bahagia?
d. Apa saja yang menjadio
hobimu?
e. Apa saja yang kalau
lakukan saat luang?
f. Apa yang membuatmu
untuk memberiku kesempatan untuk mengenalmu lebih jauh?
g. Apa yang kamu suka
dan tidak kamu suka dariku sejauh ini?
h. Apa yang harus aku
perbaiki di masa depan?
i. Apa arti cinta
bagimu?
j. Apa arti kesetiaan
menurutmu? Sampai batas mana seseorang masih dikatakan setia?
k. Sikap laki-laki/
perempuan seperti apa yang tidak kamu suka? Mengapa?
l. Bagaimana
hubunganmu dengan orang tua dan saudaramu? Pengalaman apa yang paling berharga
saate bersama mereka?
m. Bagaimana kamu
memaknai mertua?
n. Lima hal yang
paling kamu syukuri dalam satu tahun ini apa saja?
o. Siapa orang yang
paling sabar dalam menghadapimu? Tolong ceritakan.
p. Tiga hal apa yang
menjadi penyesalan terbesarmu hingga saat ini?
q. Menurutmu seberapa
penting privasi suami-istri saat sudah menikah?
r. Apakah masih perlu
menyembunyikan password HP?
s. Kalau sedang marah,
biasanya kamu ingin diperlakukan seperti apa?
5. Keuangan
a. Bagaimana kamu
mengatur keuanganmu selama ini? (Untuk mengetahui berapa pengeluarannya
dalam sebulan dan bagaimana gaya hidupnya)
b. Jika kamu memiliki
uang 10 milyar, akan kamu gunakan untuk apa? Jika kamu memilii uang 100ribu
saja hari ini, tidak ada yang lain, apa yang akan kamu lakukan? (Pertanyaan
ini untuk mengetahu bagaimana dia memaknai kekayaan)
c. Kalau nanti berumah
tangga, kamu ingin siapa yang memegang uangnya? Siapa yang mengatur
keuangannya?
d.Kamu keberatan nggak
kalau kita harus berjuang lebih keras di awal pernikahan?
e. Bagaimana
pendapatmu tentang mahar dan resepsi pernikahan?
f. Sampaikan pandanganmu
mengenai wanita karir dan sikapmu terhadap suami atau istri mengenai ini. Dia
juga berhak mempertimbangkan pemikiranmu soal ini.
g. Apa saja yang bisa
kita perjuangkan untuk memiliki kehidupan finansial yang stabil?
h. Saling bercerita
kisah orang-orang yang kaya, orang-orang zuhud dunia, dan orang-orang berhasil
menjadi orang yang tidak meminta-minta ke sesama makhluk. Lalu bahas mengapa
mereka bisa seperti itu.
6. Mengambil Hikmah Sebuah Kejadian
Ceritakan sebuah kisah yang berkesan buatmu kepada calon
suami/istri. Ajak dia untuk mendiskusikan hikmah yang bisa kalian pelajari.
Dari diskusi seperti ini, kamu akan mengetahui bagaimana dia menangapi sebuah
masalah dan bagaimana dia memberikan solusi atas kejadian tersebut.
Keenam bab di atas merupakan
sebagian topik yang bisa kamu bahas bersama calon suami/istri. Insya Allah akan
saya update lagi begitu ada inspirasi untuk menambahnya. Yang perlu diingat, deep talk hanyalah salah satu cara untuk
memastikan kita tahu siapa calon pasangan kita.
Hanya salah satu. Bukan
satu-satunya cara. Terkadang ada orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan yang
untuk menjawab masalah atau merespon
cerita. Namun saat berada di lapangan, tindak-tanduknya berbeda dengan apa yang
ia katakan “seharusnya”.
Misal membahas tertangkapnya
koruptor, ada kucing melahirkan, kampanye hitam dari calon pemimpin, dicuekin
teman, dimarahian dosen, dikasih kejutan sama Bunda, dan lain-lain. Tidak harus
cerita berat. Cerita ringan juga bisa jadi referensi untuk menilainya apakah
dia orang yang suka menganggap remeh kamu atau enggak.
7. Masa Lalu dan Kenangan
Kakak, pastikan calon suami atau
istri-mu sudah selesai dengan masa lalunya. Menikahi seseorang yang belum
selesai dengan masa lalunya sungguh sangat merepotkan. Kamu akan dengan mudah
dibanding-bandingkan dengan sosok mantan yang belum sepenuhnya hilang dari
kehidupannya. Itu akan bikin kamu sering merasakan sakit hati.
Beberapa pertanyaan yang bisa
diajukan untuk bab ini misalnya:
a. Apa kamu punya seseorang spesial di masa lalu? Bagaiaman hubunganmmu
dengan dia sekarang?
b. Kenapa kamu dan masa lalu harus berpisah?
c. Seandainya sekarang atau di masa depan dia menghubungi kamu lagi,
apa yang akan kamu lakukan?
d. Apakah kamu punya trauma di masa lalu? Entah dengan siapapun atau
apapun.
e. Kalau boleh tahu, gimana kamu bisa bebas dari trauma itu?
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar