Menyesal Pernah Bercumbu (Petting) dengan Mantan. Apa yang Harus Dilakukan untuk Masa Depan?

Photo by Gül Işık

Berarti ini melakukannya dengan mantan pacar ya. Bukan mantan pasangan sah. Alhamdulillah kalau Kakak merasa menyesal. Artinya Kakak menyadari kalau itu salah dan ada niatan untuk memperbaiki diri di masa depan. Saya mau bicara langsung ke intinya aja ya, Kak.

Konsep Nikah dan Rezeki

Petting ya, Kak? Hampir masuk itu. Udah deket banget sama zina. Saling menggesekkan kemaluan.

Ada konsep pernikahan yang berbunyi An Nikahu miftahur rizki. Nikah itu kuncinya rizki. Dan setuju dengan ini. Maaf ya, saya nggak bermaksud bicara yang jorok. Tapi kita di sini udah pada dewasa kan?

Jadi kemaluan laki-laki itu ibarat kunci. Kemaluan perempuan ibarat pintu. Di balik pintu itu ada ruangan yang berisi apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk kebahagiaanmu (sebut saja rezeki).

Pintu kalau dimasuki kunci yang salah nggak bakal kebuka. Kalau tetap dipaksain terus bakal patah kunci itu. Dan ruangan berisi rezeki itu nggak akan kebuka. Bisa mengambil apa-apa yang ada di ruangan itu melalui jendela yang terbuka, tapi kan cuman sedikit.

Kemaluan laki-laki yang dimasukkan ke dalam kemaluan perempuan yang bukan istrinya akan merusak rezeki yang sebenarnya sudah terjamin untuknya. Kuncinya bakal patah, thaak. Apa yang bisa dilakukan? Disambung, tetap saja ada bekas patahnya.

Kalaupun belum sampai berzina (kemaluan belum dimasukkan), misalnya bercumbu seperti berciuman, bergandengan tangan, bermesraan, atau bahkan petting, kuncinya nggak sampai patah. Tapi kuncinya tetap tergerus karena gesekan antara kunci dengan pintu yang bukan miliknya. Bekasnya masih menempel. Ibarat kata, hidupnya dipayungi awan hitam karena di fisiknya ada bekas dosa yang belum ditaubati.

Konsep di atas saya tuliskan agar menguatkan penyesalan sehingga bagi yang pernah berzina atau mendekati zina semakin bersemangat untuk bertaubat. Pintu ampunan Allah sangat luas jika kita bertaubat dengan sungguh-sungguh. Kakak masih bisa bangkit dan memiliki masa depan yang cerah.

Mengatasi Rendah Diri

Sekarang, kita membahas tentang perbaikan diri agar terbebas dari rasa minder, rendah diri, dan tidak berguna. Penyesalan sengaja diciptakan Allah agar kita mengerti tidak semua hal bisa diulang dan diperbaiki.

Kalau Kakak menyesal, pastikan Kakak bertekad tidak akan mengulangi, meskipun ada kesempatan untuk mengulangi lagi. Banyak orang yang hobi zina kemudian berhenti bukan karena komitmen buat taubat, tapi karena nggak ada kesempatan aja. Begitu ada kesempatan, gas pol lagi.

Kalau merasa rendah diri, nggak papa. Kakak hanya perlu waktu. Time heals.

Kalau ada orang baru yang ingin mendekat, sampaikan bahwa Kakak sedang fokus ingin memperbaiki diri. Jika orangnya baik, jangan terburu-buru diterima, jangan pula buru-buru ditolak. Pastikan dia tidak seperti mantan Kakak yang ngajakin ke perbuatan-perbuatan yang nggak baik.

Selama pertaubatan, pastikan Kakak berada di lingkungan yang mendukung untuk berbuat kebaikan. Agar apa? Agar ketika semakin banyak kebaikan yang Kakak lakukan, perasaan rendah diri tersebut terkikis oleh kebaikan-kebaikan tadi. Tapi jangan sombong juga, jangan lupa diri.

Kabar Baik

Bagi yang masih merasa rendah diri, Allah sudah menegaskan di dalam Al Quran.

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az Zumar ayat 53)

Petting, berciuman, dan bercumbu dengan seseorang yang bukan pasangan sah termasuk perbuatan melampaui batas bukan? Jika bertaubat dan menginsyafi, Allah jaminkan ampunan. Masih belum lega? Baiklah, kita simak hadits qudsi berikut ini.

َنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  يَقُوْلُ :  قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً

Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.”  [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

Saya bantu menyimpulkan langkah-langkah yang harus dilakukan ya, Kak.

1. Hayati penyesalan sedalam mungkin sampai hati merasa sakit mengingat perbuatan Kakak sendiri.

2. Bertaubat. Minta ampunan pada Allah.

3. Bertekad tidak mengulangi kesalahan yang sama atau yang sejenisnya.

4. Pindah ke lingkungan yang vibes-nya positif.

5. Sering menyepi agar melihat diri semakin jernih. Istilahnya ber­-uzlah.

6. Sibukkan diri dalam kegiatan bermanfaat.

7. Tenggelamkan diri dalam keseimbangan antara ibadah, bekerja, istirahat, dan menikmati hidup.

8. Perbanyak belajar ilmu-ilmu baru dan meningkatkan skill penunjang kehidupan.

9. Memperbaiki diri secara perlahan namun konsisten lebih baik dibanding memperbaiki diri secara ekstrim tapi tidak konsisten.

Fokus saja melakukan kebaikan dan perbaikan diri. Nanti jika sudah tiba saatnya, segala kebaikan yang Kakak lakukan untuk menebus dosa akan berbuah manis. Kalau Allah sudah menilai Kakak pantas mendapatkan kejutan, pasti akan diberi. Rasa rendah diri pun juga akan diangkat. Ini hanyalah masalah kepantasan.

Semoga menjawab ya, Kak. Semoga Allah berikan kemudhaan dan keistiqamahan.

Wallahu’alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Melupakan Seseorang Yang Sangat Kita Cintai?

Bagaimana Cara Seorang Introvert Menjadi Ekstrovert?