Sepenting Apa Deep Talk Biar Bisa Nguatin Hubungan? (Pendahuluan)
“Deep conversation with the right person is priceless”
Saya sepakat dengan quote
di atas. Bisa melakukan percakapan yang mendalam dengan orang yang tepat adalah
hal yang tak ternilai harganya. Deep talk
hanya akan dapat kita nikmati saat kita melakukannya dengan orang yang tepat dan di
waktu yang tepat.
Dengan orang yang tidak tepat, deep
talk akan berujung pada debat kusir, ada yang merasa digurui, saling
menghakimi, luka semakin parah, putus asa, kekecewaan, dan ngerasa kapok buat curhat ke orang lain.
Definisi
Singkat
Sebagaimana istilahnya, deep
talk atau deep conversation bisa diartikan sebagai
sebuah percakapan yang dilakukan secara
dua arah dengan bahasan yang mendalam. Sebuah percakapan penuh arti, yang tidak hanya dapat menguatkan ikatan, namun juga mendorong untuk berbuat nyata dengan penuh kesadaran. Deep
talk merupakan sebuah seni untuk memiliki hubungan yang kuat dan mendalam. Sebuah
hubungan yang melibatkan ikatan emosional secara proporsional. Nggak cuman sekedar say hello aja.
Deep Talk
Sama Siapa?
Dalam hidup ini, kita menjalin hubungan dengan Tuhan, orang tua, anak,
diri sendiri, saudara, pasangan, sahabat, teman, guru, pemuka agama, psikolog,
dokter, rekan kerja, klien bisnis, penjual makanan, hewan peliharaan, orang
yang dianggap musuh, dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Kita dapat melakukan deep talk dengan siapapun yang telah
kita sebutkan. Jadi bukan berarti deep
talk cuman bisa dilakuin sama pasangan aja. Dunia ini luas, Kak.
Cara kita melakukan deep
talk sangat tergantung kita
ngelakuinnya sama siapa. Kalau deep talk bareng
orang tua, nggak mungkin pakai bahasa
yang sama saat deep talk bareng teman
nongkrong. Pun juga waktu deep talk
sama guru, dosen, atau atasan, nggak
mungkin juga disamain waktu kita deep
talk sama pasangan.
Deep talk juga bisa Kakak lakukan saat berdoa
pada-Nya. Bisa juga Kakak melakukan deep
talk dengan diri sendiri agar dapat melihat diri sendiri lebih dalam.
Tujuan Deep
Talk
Bukan tanpa
tujuan kalau Kakak perlu banget melakukan deep
talk. Biasanya, deep talk dilakukan
oleh banyak orang karena pingin mendapatkan salah satu atau beberapa dari
tujuan di bawah ini:
1. Meringankan beban hati dan pikiran
Waktu Kakak ngerasain masalah
yang ganggu hati dan pikiran, kadang perlu seseorang yang ndengerin semua uneg-uneg.
Ibarat kata di-brol-kan. Kadang orang perlu “tempat sampah” buat nerima kondisi kita yang lagi
berantakan. Kalau udah cerita, biasanya lebih lega kan?
2. Menambah Hal-hal yang Baik dan Mengurangi Hal-hal yang Buruk
Dengan melakukan deep talk, harapannya seseorang bisa
refleksi diri. Dengan refleksi diri tersebut, biasanya seseroang akan
memperbaiki kekurangan biar dirinya bisa jadi manusia lebih baik. Misal mulai
belajar lisan sebelum bicara daripada menyakiti orang, belajar memposisikan
diri di posisi orang lain sebelum melakukan tindakan biar nggak melukai hati orang, dan memperbaiki manajemen waktu biar orang
lain nggak kelamaan nunggu. Maka nggak
salah donk kalau kita masukin poin sebagai salah satu tujuan dari deep talk.
3. Mempertajam Sensitivitas Hati
Seringkali deep talk mengantarkan kita pada pertanyaan “apa hikmah dari
kejadian tadi?”. Penelusuran tersebut, jika dilakukan terus menerus, dapat
mempertajam hati. Apa-apa dilihat sampai ke akarnya, berusaha memaknai sesuatu nggak Cuma dari yang terlihat, tapi dari
sisi tersembunyi juga.
Akibatnya, kita bisa jadi manusia
yang dapat melihat semua yang lebih dalam dari yang terdalam. Seperti yang pernah
dikatakan oleh Kakashi Hatake, “Seorang shinobi harus bisa melihat terdalam
dari yang terdalam.”
4. Memperluas Insight (Sudut
Pandang) dalam Memaknai Kehidupan
Karena deep talk dilakukan secara
dua arah, artinya saling merespon satu sama lain, maka kita bisa memperkaya
cara memandang dunia. Dengan begitu, kita bisa lebih luas dalam melihat masalah
atau peristiwa. Karena lawan bicara kita juga memberikan pandangannya yang bisa
jadi atau berbeda dengan pandangan kita.
5. Lebih Memahami Partner Deep Talk
Deep talk yang kita lakuin bakal membuka siapa partner deep talk kita.
Caranya dalam berfikir, caranya dalam berargumen, caranya mengambil keputusan,
hingga bagaimana caranya memandang kita. Pada saat deep talk, biasanya kedua pihak menanggalkan sikap jaim dan bersikap apa adanya. Lebih
natural dan lebih mudah memahami siapa dan bagaimana partner deep talk kita.
6. Menjaga Kewarasan
Kadang kala, kita ngerasa sumpek dan jenuh sama kondisi kehidupan
ini. Ada yang mengalami stress, underpressure, depresi, baby blues, ingin bunuh diri, insecure,
dan lainnya. Belum lagi mereka yang sedang mengalami fase quarter life crisis dan the
dark night of the soul.
Mereka yang sedang mengalami itu
semua pasti perlu banget menjaga kewarasan. Deep
talk adalah salah satu cara yang ditempuh oleh banyak orang tetap bisa
menjaga kewarasannya.
Sementara itu tujuan-tujuan deep talk biar bisa dapat hasil yang
positif sesuai harapan. Kalau ada tambahan Insya Allah akan saya lengkapi di
kemudian waktu.
7. Menggapai “AHA” Moment
Ada pepatah Arab yang mengatakan,
Al-'ilmu murrun syadidun fil bidayah, wa ahla minal 'asali fin-nihayah
Yang artinya, “Ilmu pengetahuan
itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya.”
Kebanyakan dari kita merasakan
pahit saat belajar karena belum dapat AHA moment-nya.
Kalau sudah ketemu, belajar semakin semangat karena merasa mendapatkan harta
karun. Dengan melakukan deep talk,
biasanya seseorang bisa mendapatkan AHA moment.
Karena pada saat diskusi mendalam, kedua belah pihak bisa berfikir lebih jernih
dan hati dalam keadaan dingin.
8. Menyelesaikan Masalah
Biasanya, masalah sulit
dipecahkan karena belum ada deep talk
di antara key person atau tokoh utama
yang terlibat. Oleh karena itu, pada masalah-masalah besar dan berat, umumnya
para tokoh utama bertemu secara pribadi untuk saling melakukan negosiasi.
Mereka berdikusi apa yang harusnya dilakukan agar tercapai win-win solution.
9. Mengenali Ideologi Lawan Bicara
Kira-kira apa aja yang perlu disiapkan agar deep talk bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan? Kita bahas di tulisan ini ya.
Wallahu’alam.
Komentar
Posting Komentar