Cara Menyampaikan Alasan Belum Siap Menikah Tanpa Harus Melukai Calon Suami (POV Perempuan)

Pasangan menikah Photo by Zişan Yılmaz

Saya nggak tahu sebab Kakak belum siap menikah, sementara calon suami Kakak sudah mengajak untuk menikah. Dan karena ada banyak pilihan alasan, kita kerucutkan dengan ambil beberapa contoh spesifik saja. Baiklah, misalkan saja sebabnya karena masih ingin nabung, masih belum yakin sama calon, dan ingin membahagiakan orang tua.

Mungkin bisa jadi referensi,

“Mas, aku melihat kesungguhan niatmu buat menikahiku. Niat baikmu aku terima dan makasih banget udah nunjukin keseriusan. Tadi giliranmu menyampaikan maksudmu. Sekarang giliranku buat nyampein pendapat. Boleh?

Gini. Kita menikah tujuan buat apa? Ibadah kan? Kalau gitu, seharusnya dengan menikah, kamu lebih dekat dengan Allah dan aku juga lebih bertakwa pada-Nya. Aku sih nggak pingin nanti klaau kita udah nikah, kita malah sering berantem hal yang nggak penting yang bisa-bisa bikin kita semakin jauh dari ridha Allah.

Aku ingin kita menikah dalam kondisi sama-sama punya tabungan. Karena aku juga ingin berkontribusi secara finansial dalam hari perayaan cinta atau pernikahan kita. Aku nggak ingin membebani kamu sepenuhnya. Lagian aku juga ingin ngasih uang ayah ibuku dan adikku dengan uangku sendiri, biar nggak ngerepotin kamu nantinya.

Terus, aku ingin kita menikah saat kita sudah selesai dengan masa lalu kita masing-masing. Aku nggak mau orang lama merusak cinta kita di saat Allah mengikat kita dalam mitsaqun ghaliza (perjanjian yang berat). Nggak hanya itu, aku pingin kita udah selesai dengan diri kita sendiri jadi nanti waktu berumah tangga kita bisa meredakan ego masing-masing. Aku tahu, setiap rumah tangga bakal ada berantemnya, tapi aku nggak mau berantemnya kita sampai bikin mengucapkan ‘cerai’ saat emosi.

Aku ingin kamu mantepin hatimu dulu sepenuhnya buat aku. Dan aku juga ingin mantepin hatiku buat kamu. Dan aku harap kita menjadikan Allah sebagai muara cinta kita. Karena kalau bukan kepada Allah, kapal kita sangat rawan untuk karam, Mas. Aku ingin kita lebih dalam mengenali masing-masing lebih dulu.

Terakhir, seperti yang aku bilang tadi, aku ingin membahagiakan orang tuaku dengan uangku sendiri. Aku nggak mau jadi cewek yang morotin pasangannya, bahkan di saat belum nikah. Kalau udah nikah memang kamu berkewajiban ngasih aku nafkah. Tapi kamu tahu kan, aku ini nggak bisa gitu.

Itu pandanganku, Mas. Setelah aku berkaca dengan kondisi kita sekarang, aku rasa kita perlu waktu untuk memantaskan diri untuk menikah. Kita perlu waktu untuk menjadi semakin dewasa dan meningkatkan iman pada Allah.

Gimana menurut Mas?”

Sampaikan dengan intonasi, gestur tubuh, dan kehadiran hati yang sesuai dengan nuansa yang ingin Kakak ciptakan. Agar fair, berikan estimasi waktu agar Kakak dan calon bisa menyusun timeline bersama. Dengan adanya timeline, mau berikhtiar pun terasa lebih semangat karena ada parameter yang jelas.

Penolakan tanpa melukai rasanya hampir mustahil. Tapi setidaknya kita berusaha meminimalisir kedalaman luka pada seseorang yang kita tolak. Kita memang harus jujur akan ketidaksiapan kita, namun kita juga perlu berkompromi secara santun pada lawan bicara kita, lebih seseorang yang spesial dalam hidup kita.

Tentu redaksi di atas perlu disesuaikan dengan alasan asli mengapa belum siap menikah. Namanya hanya "mungkin bisa menjadi inspirasi".

Wallahu’alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyesal Pernah Bercumbu (Petting) dengan Mantan. Apa yang Harus Dilakukan untuk Masa Depan?

Bagaimana Cara Melupakan Seseorang Yang Sangat Kita Cintai?

Bagaimana Cara Seorang Introvert Menjadi Ekstrovert?