Laki-laki Hanya Mencintai Satu Kali Dalam Hidupnya, Sisanya Hanya Melanjutkan Hidup
Menemukan kalimat ini di media sosial. Apa benar?
Sebenarnya quote ini tidak hanya digunakan oleh kaum adam. Beberapa perempuan juga pernah memposting quote ini. Tapi baiklah, karena kali ini fokus ke kaum adam, kita obrolin dulu ya.
Intinya,
Time Heals...
Kalimat ini sebetulnya bersayap karena memiliki dua makna yang
bercabang. Jika diterjemahkan, mungkin begini maknanya,
1. Laki-laki hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupnya, yakni wanita
yang menjadi cinta pertamanya. Sampai kapanpun. Kalaupun pada dia akhirnya tidak
bersatu dengan cinta pertamanya dan harus hidup bersama dengan wanita lain,
laki-laki itupun tetap mencintai cinta pertamanya. Hanya saja, dia harus
melanjutkan hidup dengan wanita lain agar dapat berkeluarga dan memiliki
keturunan, meski hatinya hanya untuk cinta pertamanya.
Atau
2. Laki-laki hanya akan mencintai satu wanita. Jika tidak bersama dengan
cinta pertamanya, maka hidupnya akan kering tak bermakna. Ia tetap menjalani
hidup hanya untuk melanjutkan, namun hatinya tetap tertuju pada cinta
pertamanya. Dan ia memilih untuk tidak bersama dengan siapa-siapa.
Yang perlu
ditekankan dalam quote tersebut adalah cinta pertama. Sosok wanita yang dicintai untuk pertama
kalinya. Bukan orang pertama yang terikat dalam sebuah hubungan karena tidak
semua cinta pertama bisa menjadi seseorang yang bisa dibersamai dalam sebuah
hubungan.
Tanggapan:
Cinta pertama memang indah.
Mengesankan. Masih dapat kamu ingat dengan jelas bagaimana hatimu berdebar saat mendengar namanya disebut. Tentu tidak bisa kamu lupakan betapa melambungnya hatimu saat dia tersenyum padamu. Indah bukan?
Memang cinta pertama itu indah. Sebenarnya yang kamu ingat dari cinta pertama adalah nuansanya. Saat itu, untuk pertama kali, kamu tidak bisa mengendalikan denyut jantung. Untuk pertama kalinya, kamu melihat bahwa dunia begitu indah. Bahkan cacing integral yang memuakkan di soal matematika pun mendadak menari-menari lucu dalam pandangan matamu.
Saya yakin, quote tersebut diungkapkan oleh orang yang baru saja merasakan luka karena dahsyatnya derita
putus cinta. Hatinya patah namun dia masih merasakan cinta yang begitu mendalam.
Ia masih memutar kenangan manisnya kebersamaan bersama cinta pertamanya.
Pada nyatanya, memang ada
beberapa orang yang memang menikah di usia yang relatif tidak muda lagi. Bahkan
beberapa di antaranya belum menikah juga hingga memasuki usia kepala 4. Saya
menemui di dunia nyata. Beberapa alasannya sibuk karir, ingin membahagiakan
orang tua. Namun yang selama ini paling sering saya temui, jawabannya berujung
pada patah hati yang belum usai.
Mereka bahkan rela menyimpan
cinta pertama itu selama bertahun-tahun dan tidak ada satupun yang mampu
menggeser posisi cinta pertama. Namun apakah pernyataan ini tepat?
Jika sesuai dengan penafsiran nomor 1, maka sungguh kasihan pasangan hidupnya kelak jika orang yang jadi pasangannya bukanlah cinta pertamanya. Pasangannya hanya akan berada di bawah bayang-bayang masa lalu orang ini.
Ibunda saya adalah orang yang dianggap cinta pertama oleh seseorang, anggap saja Om A. Saat Bunda saya menikah, Om A tahu. Bunda saya juga menjaga jarak demi menjaga hati keluarga kami dan kesetiaan pada ajaran yang selama ini kami pegang teguh. Namun Om A tak kunjung menikah usia 40 tahun. Beliau mau menikah karena calon istrinya mirip dengan Bunda saya. Sebenarnya juga kasihan pada istrinya. Semoga Allah menumbuhkan rasa cinta yang sejati di dalam hati Om A kepada istrinya, bukan hanya karena mirip dengan Bunda saya.
Tante saya juga disukai oleh seorang laki-laki, sebut saja Om B. Baru pada usia 44 tahun, Om B ini bersedia untuk menikah. Dan masih banyak kisah lainnya.
Sungguh menghadapi seseorang yang berada di
dalam kenangan orang lain sangat sulit untuk dilakukan, karena orang itu ingin
menyimpannya.
Untuk laki-laki yang mendukung makna nomor 1 ini, cobalah untuk memposisikan diri kamu di posisi pasanganmu.
Kalau pasanganmu masih mencintai masa lalunya sementara dia sudah memiliki
kamu, apa yang kamu rasakan? Meskipun sulit, belajarlah untuk merelakan agar
dirimu bahagia dengan pasanganmu. Kamu hanya perlu waktu dan bebas dari segala
tuntutan. Yakinlah, time heals
everything. Waktu akan menyembuhkan lukamu kalau kamu serius ingin sembuh.
Dan orang yang selingkuh juga banyak yang
berdasarkan cinta. Orang yang menikah untuk kedua kalinya, baik setelah
bercerai atau belum, banyak juga yang berdasarkan cinta. Jadi jika kalimat
tersebut disandarkan pada penafsiran nomor 1, tidak benar secara moral.
Meskipun beberapa orang membenarkan secara naluri. Tapi apakah semua perasaan
harus diperturutkan? Kalau semua perasaan harus dituruti, orang-orang rakus dan
serakah akan semakin mendominasi dunia ini.
Jika sesuai dengan makna nomor 2, bisa jadi kamu termasuk orang yang setia. Kamu memutuskan untuk tidak
bersama dengan siapapun. Kamu lebih memilih untuk selesai dengan dirimu sendiri sebelum menjalin hubungan yang baru.
Menurut saya, orang yang mendukung makna nomor 1 seharusnya segera memperbaiki hatinya. Karena ada hati
pasangan yang harus dijaga. Kamu belum selesai dengan dirimu sendiri. Lebih baik selesaikan dulu perasaanmu sebelum memaksakan diri untuk menjalin hubungan yang baru.
Sementara untuk orang yang mendukung makna nomor 2, yakinlah bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya. Time heals.
Tapi perlu diingat bahwa kamu tidak akan pernah bisa menyembuhkan
hatimu sendiri. Jangan lupa minta pada Allah agar segala lukamu disembuhkan dan masa depanmu dicerahkan.
Dan ingatlah, kamu juga berhak bahagia.
Time Heals...
Komentar
Posting Komentar